Minggu, 13 November 2011

Maximus Hendito: Karunia Penyembuhan itu Telah Menolong Banyak Orang (1)



Maximus Hendito
Khasiat Ramuan Akar Tumbuh-tumbuhan dan Minyak Kelapa
[Terdiri dari 3 bagian tulisan. Tulisan pertama, tentang profil dan jasanya mengobati orang. Tulisan kedua, beragam pasien, dari pejabat hingga rakyat jelata. Tulisan ketiga, seputar kesaksian orang yang sembuh berkat minyak ramuannya].

Postur tubuhnya bukanlah postur tubuh orang normal. Setiap hari selalu mengenakan sarung tenun ikat khas Sikka, Flores, NTT dipadu dengan t-shirt. Kakinya dibiarkan telanjang tanpa mengenakan sendal. Maklum, bentuk kakinya memang tidak memungkinkan dirinya dapat mengenakan sendal, apalagi sepatu. Rambut ikalnya dibiarkan terurai di pundak tubuhnya yang kecil. Kaki tangannya sangat kecil dan sama sekali tidak normal. Tulang dada membusung dan tulang punggungnya menonjol keluar . 

Pria itu bernama Maximus Hendito dan sehari-hari disapa Hendit. Kelahiran Hebing, Sikka, 15 April 1958 ini merupakan anak dari almarhum Kapitan Andreas Leo, asal, Sikka, Bola, dan berdomisili di Hebing serta seorang ibu bernama almarhumah Theresia da Onya da Cunha, yang berasal dari Sikka-Bola.

Anak kedua dari enam bersaudara ini awalnya dilahirkan normal namun setahun kemudian terserang sakit polio, berakibat bentuk tubuhnya berubah menjadi tidak normal. Maklum, kala itu belum banyak medis maupun dokter berkunjung atau bekerja di kampungnya maupun wilayah terdekat kampungnya. Sungguh tragis dan tak dikehendaki dirinya maupun keluarga. 

Sejak kecil hingga beranjak remaja, pria ini menghabiskan masa kecil dan mudanya di kampung Hebing. Hendit sadar bahwa yang bisa membantu dirinya agar tetap survive adalah dirinya sendiri sehingga sejak kecil hingga remaja bahkan hingga menginjak usia 53 tahun ini pun dirinya tak pernah berpangku tangan, tak pernah mengandalkan kakak maupun adik-adiknya maupun keluarga untuk menafkahi dirinya.

“Saya jadi begini, bukan saya kehendaki. Tapi saya harus terima keadaan ini dan tidak cengeng dengan hidup. Saya mesti hidup terus dan harus bekerja,”ujarnya suatu ketika di Jakarta.

Pria ini memang bertangan dingin. Ketika sudah besar dan menanjak remaja lalu dewasa, dia berprofesi sebagai petani. Seorang petani bertangan dingin, karena tanaman-tanaman seperti jambu mente, coklat, kelapa, kemiri yang ditanam di atas berhektar-hektar lahan tumbuh subur.

Bagi orang normal, mungkin tidak percaya dan merasa aneh, bertanya-tanya, bagaimana bisa mencangkul, berladang dengan kondisi telapak tangan yang selalu mengepal, telapak kaki yang tidak normal dan bengkok? Bagi Hendit, bukanlah sesuatu yang aneh namun normal baginya untuk mengerjakannya layaknya seorang pria normal.

Di sela-sela bertani, pria ini juga beternak kambing, ayam. Rumah yang ditinggalnya ramai dengan kukuruyuk ayam. Semuanya berkembang biak dan tanaman-tanamannya tumbuh subur. 

Ketika bertani, pria ini rupanya senang mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitarnya. Misalnya alang-alang yang biasa diamatinya merupakan obat bagi binatang jika muntah. Biasanya kata dia, binatang tersebut akan memakan alang-alang dan sembuhlah. Atau, jahe untuk rematik, sereh untuk mengobati kembung dan lain-lain.

Hasil pengamatannya yang jeli menginspirasi diri pria tidak pernah mengenyam bangku sekolah namun pikiran  dan pandangannya tidak kalah dengan orang berpendidikan itu, ketika Tuhan mengkarunianya karunia penyembuhan. Ihwal mendapat karunia ini cerita dia, sejak tahun 2002 sepulangnya dari Jakarta mengunjungi adik-adiknya. Dia memilih tinggal bersama adik sepupunya di Nangarasong dan mulai meramu akar-akar yang dimasak dengan minyak kelapa untuk mengobati pasien-pasien di Maumere dan sekitarnya.

Pria yang selalu penuh percaya diri dan selalu menjadi penasihat urusan adat di keluarga ini mulai mengobati pasien-pasien di Maumere dan sekitarnya dengan ramuan akar tumbuh-tumbuhan di sekitar dengan minyak kelapa. 

Dengan minyak kelapa asli dan akar-akar berbagai rumput yang ada di sekitar kita, pria ini meramunya menjadi minyak obat. Berbagai macam akar dibersihkan kemudian dimasak dengan minyak kelapa hingga matang sekali sehingga meski ramuan itu terendam lama tetap saja menebarkan aroma harum. Akar-akar itu dapat mengobati beragam penyakit. Memasaknya pun dilakukan sendiri. Botol-botol bekas yang dibeli di Rumah Sakit, tokoh minuman, dibersihkan sendiri dan dimasak dengan air panas agar steril sebelum diisi minyak.

Tumbuh-tumbuhan seperti jahe yang biasanya digunakan untuk obat rematik, sereh untuk obat perut kembung, kunyit untuk asma, sirsak untuk menyembuhkan penyakit gula dan alang-alang yang juga menyembuhkan sakit demam merupakan contoh beberapa tanaman yang digunakan untuk ramuan minyaknya.

Jika Anda atau kenalan Anda memiliki penyakit dan secara medis sulit diobati, Anda dapat menghubungi: Maximus Hendito di: 0812-1088-9394. Pria asal Mapitara ini bisa menjadi inspiring  man bagi kita yang normal untuk mandiri memberdayakan diri. [Bersambung....Maximus Hendito: Beragam Pasien, dari Pejabat hingga Rakyat Jelata...(2)http://seputarmapitara.blogspot.com/2011/11/maximus-hendito-beragam-pasien-dari.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar