MAUMERE, POS KUPANG.Com -- Kematian mendadak 16 ekor sapi bantuan pemerintah pusat untuk keluarga miskin di Kabupaten Sikka mendapat reaksi keras dari sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sikka.
Dua anggota DPRD Kabupaten Sikka, Silfan Angi dan Piet Jelalu, Selasa (28/12/2010), meminta kontraktor pengadaan sapi harus bertanggung jawab atas kematian mendadak 16 ekor sapi dari total sapi bantuan pemerintah pusat sebanyak 169 ekor sapi.
Silfan Angi menyatakan, jika kontraktor tidak bertanggung jawab, maka aparat penegak hukum di Sikka diminta melakukan penyelidikan terhadap kontraktor dan semua orang yang mengurus masalah pengadaan ternak sapi tersebut.
"Ini karena kontraktor yang mengadakan sapi pikir untung. Makanya sapi yang diadakan tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak. Kerja untuk masyarakat dengan hati nurani. Jangan pikir untung dari proyek itu. Masa sapi bisa mati, ini ada apa. Kami minta kontraktor harus bertanggung jawab. Kontraktor harus ganti sapi yang baru. Kami juga mau tanya di dalam kontrak itu sapi umur berapa tahun atau berapa bulan. Masa belum seminggu sapi sudah mati," tegas Silfan Angi, Ketua Fraksi Nasionalis DPRD Sikka, saat ditemui di gedung DPRD Sikka, Selasa.
Silfan sempat terkejut saat diberitahu ada 16 ekor sapi bantuan yang mati dan dipajang di jalan agar dilihat masyarakat dan rombongan Bupati Sikka, Drs.Sosimus Mitang berkunjung ke Mapitara.
"Masyarakat tidak bisa disalahkan. Yang harus bertanggung jawab dan urus ganti sapi yang mati adalah kontraktor. Kalau tidak ganti, tolong pak polisi dan jaksa periksa kontraktornya," pinta Silfan.
Sementara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sikka, Piet Jelalu, mengatakan, pengadaan sapi bagi masyarakat Sikka jangan membuat masyarakat penerima bantuan itu rugi.
Piet meminta kontraktor mengganti sapi yang mati agar masyarakat tidak kecewa. "Jangan buat masyarakat rugi. Kontraktor harus ingat, ini jangan buat masyarakat rugi dan susah. Tolong segera ganti sapi yang mati itu," tegas Piet, ditemui di gedung DPRD Sikka.
Direktur CV Eka Saputra, Lambertus Tae, yang hendaknya dikonfirmasi wartawan di kediamannya di Kelurahan Waioti, Selasa (28/12/2010), tidak berada di tempat.
"Bapak tidak ada. Bapak sudah keluar dari rumah pukul 09.00," kata istri Lambertus, kepada wartawan, Selasa (28/12/2010) siang.
Sebelumnya diberitakan, bantuan pemerintah dari pemerintah pusat untuk keluarga miskin di Kabupaten Sikka menuai masalah.
Sebanyak 16 ekor sapi bantuan kepada masyarakat Desa Natakoli, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka mati mendadak beberapa saat setelah diterima warga desa itu.
Petugas Kesehatan Hewan sedang meneliti penyebab matinya 16 ekor sapi bantuan tersebut. Sapi ini merupakan bantuan dari Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal melalui program pembangunan kawasan produksi daerah tertinggal (P2KPDT). Proyek ini ditangani Bappeda Kabupaten Sikka dan kontraktor pelaksana CV Eka Saputra.
Sapi mati ditemukan saat bantuan ini diserahkan secara simbolis kepada penerima oleh Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, dan Wakil Bupati, dr. Wera Damianus, M.M, di Kantor Desa Natakoli, Minggu (26/12/2010).
Sosimus Mitang, saat menyerahkan sapi bantuan itu memerintahkan Bappeda dan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk berkoordinasi meneliti penyebab kematian 16 ekor sapi tersebut.
Bupati juga menegaskan, sapi-sapi yang mati itu tanggung jawab pihak ketiga, bukan dibebankan kepada penerima. Kepada penerima, Sosimus meminta untuk menjaga dan mengembangkan sapi-sapi yang masih hidup sehingga proses penggiliran anaknya kepada anggota kelompok lainnya berjalan lancar. (ris)
Dua anggota DPRD Kabupaten Sikka, Silfan Angi dan Piet Jelalu, Selasa (28/12/2010), meminta kontraktor pengadaan sapi harus bertanggung jawab atas kematian mendadak 16 ekor sapi dari total sapi bantuan pemerintah pusat sebanyak 169 ekor sapi.
Silfan Angi menyatakan, jika kontraktor tidak bertanggung jawab, maka aparat penegak hukum di Sikka diminta melakukan penyelidikan terhadap kontraktor dan semua orang yang mengurus masalah pengadaan ternak sapi tersebut.
"Ini karena kontraktor yang mengadakan sapi pikir untung. Makanya sapi yang diadakan tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak. Kerja untuk masyarakat dengan hati nurani. Jangan pikir untung dari proyek itu. Masa sapi bisa mati, ini ada apa. Kami minta kontraktor harus bertanggung jawab. Kontraktor harus ganti sapi yang baru. Kami juga mau tanya di dalam kontrak itu sapi umur berapa tahun atau berapa bulan. Masa belum seminggu sapi sudah mati," tegas Silfan Angi, Ketua Fraksi Nasionalis DPRD Sikka, saat ditemui di gedung DPRD Sikka, Selasa.
Silfan sempat terkejut saat diberitahu ada 16 ekor sapi bantuan yang mati dan dipajang di jalan agar dilihat masyarakat dan rombongan Bupati Sikka, Drs.Sosimus Mitang berkunjung ke Mapitara.
"Masyarakat tidak bisa disalahkan. Yang harus bertanggung jawab dan urus ganti sapi yang mati adalah kontraktor. Kalau tidak ganti, tolong pak polisi dan jaksa periksa kontraktornya," pinta Silfan.
Sementara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sikka, Piet Jelalu, mengatakan, pengadaan sapi bagi masyarakat Sikka jangan membuat masyarakat penerima bantuan itu rugi.
Piet meminta kontraktor mengganti sapi yang mati agar masyarakat tidak kecewa. "Jangan buat masyarakat rugi. Kontraktor harus ingat, ini jangan buat masyarakat rugi dan susah. Tolong segera ganti sapi yang mati itu," tegas Piet, ditemui di gedung DPRD Sikka.
Direktur CV Eka Saputra, Lambertus Tae, yang hendaknya dikonfirmasi wartawan di kediamannya di Kelurahan Waioti, Selasa (28/12/2010), tidak berada di tempat.
"Bapak tidak ada. Bapak sudah keluar dari rumah pukul 09.00," kata istri Lambertus, kepada wartawan, Selasa (28/12/2010) siang.
Sebelumnya diberitakan, bantuan pemerintah dari pemerintah pusat untuk keluarga miskin di Kabupaten Sikka menuai masalah.
Sebanyak 16 ekor sapi bantuan kepada masyarakat Desa Natakoli, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka mati mendadak beberapa saat setelah diterima warga desa itu.
Petugas Kesehatan Hewan sedang meneliti penyebab matinya 16 ekor sapi bantuan tersebut. Sapi ini merupakan bantuan dari Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal melalui program pembangunan kawasan produksi daerah tertinggal (P2KPDT). Proyek ini ditangani Bappeda Kabupaten Sikka dan kontraktor pelaksana CV Eka Saputra.
Sapi mati ditemukan saat bantuan ini diserahkan secara simbolis kepada penerima oleh Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, dan Wakil Bupati, dr. Wera Damianus, M.M, di Kantor Desa Natakoli, Minggu (26/12/2010).
Sosimus Mitang, saat menyerahkan sapi bantuan itu memerintahkan Bappeda dan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk berkoordinasi meneliti penyebab kematian 16 ekor sapi tersebut.
Bupati juga menegaskan, sapi-sapi yang mati itu tanggung jawab pihak ketiga, bukan dibebankan kepada penerima. Kepada penerima, Sosimus meminta untuk menjaga dan mengembangkan sapi-sapi yang masih hidup sehingga proses penggiliran anaknya kepada anggota kelompok lainnya berjalan lancar. (ris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar