Selasa, 01 November 2011

Tradisi Lotak Wair di Mapitara

Puasa selama 40 hari bagi penganut agama Katolik di Mapitara dan sekitarnya memiliki keunikan tersendiri. Puasa diawali dengan mengikuti misa Rabu Abu di gereja Renha Rosario.

Puncak dari ritual puasa dijalani umat Mapitara dengan mengikuti ibadah Pekan Suci mulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah.

Yang menarik adalah tradisi Lotak Wair (siram air di tubuh seseorang yang lewat-red) yang biasanya dilakukan umat Mapitara usai menghadiri Misa Paskah di Gereja Renha Rosario. Tradisi ini unik dan mungkin hanya ditemukan di Mapitara.

Usai salam-salaman Paskah di depan gereja, umat biasanya bergegas pulang ke rumah guna menikmati hidangan Paskah yang sudah tersedia di rumah masing-masing.

Ketika dalam perjalanan pulang menuju rumah biasanya mereka akan dihampiri warga  yang sudah tiba di rumah. Warga akan menghampiri umat yang berjalan menuju rumah dengan hanya mengatakan, permisi, tanpa kalimat lanjutan lalu bruuurrr, kemudian menyiraminya dengan air yang dalam bahasa daerah setempat disebut Lotak Wair hingga basah kuyup. Tidak ada amarah yang tampak di wajah mereka karena memang itu sudah menjadi tradisi.

Tradisi ini dilakukan secara turun menurun hingga saat ini. Sungguh menarik, jika dikaitkan dengan hakekat merayakan Paskah itu sendiri maka tradisi ini tak lain sebagai pertanda bahwa umat yang merayakan kemenangan Paskah kembali menjadi bersih dengan dibersihkan dosanya melalui Lotak Wair. Mandi basah, menyucikan dosa mereka. Bagaimana komentar dan bagaimana pula tradisi di tempat Anda?
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar