Rabu, 26 Oktober 2011

Kecamatan Mapitara Bebas Rabies

E-mail Print PDF
Maumere, FloresNews.com - Kecamatan Mapitara di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur sudah bebas dari penyakit rabies setelah semua anjing di wilayah itu dieliminasi dan divaksi anti rabies (VAR)."Masyarakat kami sudah mulai sadar akan bahaya penyakit tersebut, sehingga anjing piaraan masyarakat rela dieliminasi dan diberi VAR," kata Kepala Puskesmas Mapitara Servinus Ben Kesar ketika ditemui di Mapitara, sekitar 70 km timur Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Sabtu (27/8).

Ia mengatakan Kecamatan Mapitara merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka yang saat ini sudah bebas dari rabies.Mantan Kepala Puskesamas Habibola itu juga mendukung usulan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Sikka Siflan Angi yang menyarankan pemerintah agar melakukan elimnasi total dan memberi vaksin anti rabies terhadap semua anjing piaraan masyarakat.

Menurut Servinus selama masyarakat belum rela anjing piraan dieliminasi dan diberikan vaksin anti rabies, maka kasus rabies di Kabupaten Sikka tidak akan pernah hilang."Selama masyarakat belum rela anjing piaraannya dieliminasi, kasus rabies di Sikka tetap saja ada," kata Silfan Angi yang juga Ketua Nasional Demokrat itu di Maumere.

Ia berpendapat pemerintah Kabupaten Sikka perlu membuat peraturan daerah atau peraturan bupati sebagai dasar hukum untuk mengeliminasi total anjing di wilayah Kabupaten Sikka."Jika tidak ada aturan hukum yang mengatur tentang masalah itu, masyarakat tidak mungkin akan merelakan anjing piaraannya dibunuh (eliminasi)," katanya.

Kasus rabies di Sikka dan sebagian besar wilayah lainnya di Pulau Flores masih rentan terhadap wabah rabies, karena keengganan masyarakat merelakan anjingnya dibunuh serta kehabisan VAR.Secara terpisah seorang dokter ahli yang menangani kasus rabies di Kabupaten Sikka drh Yersi mengatakan dari 30 sampel kepala anjing yang dikirim Dinas Peternakan Kabupaten Sikka ke Balai Besar Veteriner Maros di Sulawesi Selatan, 17 di antaranya atau 60,7 persen positif rabies."Hasil itu memang mencengangkan, namun ironisnya persediaan vaksin antirabies (VAR) di Dinas Peternakan Sikka tidak ada lagi," katanya.

Ia mengatakan populasi anjing di Kabupaten Sikka saat ini semakin tidak terkendali, sementara vaksin antirabies (VAR) sudah tidak ada lagi.Menurut Yesri langkah mendesak yang perlu dilakukan sekarang adalah eliminasi total terhadap anjing piaraan masyarakat di Kabupaten Sikka, karena program vaksinasi belum bisa berjalan menyusul ketiadaan VAR.

Menurut Yersi wabah rabies di Flores ditemukan pertama kali di Kabupaten Flores Timur pada 1998, dan menyebar begitu cepat ke sembilan kabupaten yang ada di Pulau Flores, termasuk di antaranya Lembata."Sejak 1998 sampai 2011 korban tewas akibat gigitan anjing rabies di Flores mencapai 215 orang dari 27.386 korban gigitan anjing," ujar Yesri.(ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar